Percepatan Tanam dan Penurunan Biaya dengan Rice Transplanter
Berkurangnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja pertanian merupakan masalah yang harus dihadapi petani khususnya petani padi yang membutuhkan banyak tenaga kerja terutama untuk tanam. Kurangnya tenaga kerja tanam menyebabkan keterlambatan tanam, sementara itu tanam harus dilakukan dengan cepat untuk menghadapi perubahan cuaca ekstrim seperti el-Nino dan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). Alat mesin pertanian (Alsintan) menjadi salah satu solusi dalam menanggulangi berkurangnya jumlah tenaga kerja tanam. Alat yang dapat digunakan untuk tanam adalah Rice Transplanter.
Tahun ini, Dinas Pertanian Provinsi Banten bekerjasama dengan BPSIP Banten dalam pendampingan penggunaan Rice Transplanter yang dilaksanakan di Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Serang dalam kegiatan peningkatan IP.
Uji Coba awal penggunaan Rice Tranplanter dilakukan dalam skala kecil dan diawali dengan pendampingan pembuatan persemaian (dapok) menggunakan bahan lumpur sawah, plastik dan kayu/hollow untuk lahan seluas 3000 m². Setelah mencoba dengan skala kecil petani merespon positif penggunaan alat tersebut dan melanjutkan dengan menanam pada luasan 2 ha.
Uji coba seluas 2 ha menggunakan 1 transplanter dengan lima tenaga kerja, 1 orang mengoperasikan trasnpanter, 2 orang menyiapkan semaian dan 2 orang melakukan penyulaman. Biaya tenaga kerja dan BBM yang dbutuhkan untuk luasan 2 ha dengan menggunakan tenaga kerja tanam adalah 1,5 juta. Petani mengakui jika penggunaan alat ini dapat menghemat biaya tanam yang biasanya per ha membutukan biaya 2 juta menjadi cukup dengan biaya 750 ribu. Semakin terampil petani dalam membuat dapok dan menggunakan Rice Tranplanter akan membuat biaya yang dikeluarkan untuk tanam semakin berkurang.
Rice Transplanter merupakan solusi ditengah sulitnya diperoleh tenaga kerja tanam, melalui penggunaan Rice Tranplanter petani dapat lebih menghemat biaya tanam dan penanaman padi dapat dilakukan lebih cepat sehingga tercapai peningkatan IP. (Iin S)